Jumat, 19 Oktober 2018


MARRENGNGENG
    Di zaman dahulu kala hiduplah seorang anak kecil yang tinggal di suatu Desa.Ia bernamana ambo, suatu ketika dia pergi kehutan mencari buah-buahan.Lalu tibalah ia di sebuah pohon mangga besar yang berbuah lebat.Ia ingin memanjat pohon tersebut akan tetapi, Ambo takut dengan ketinggian.lalu ia berpikir bagaimana cara mengambil buah mangga terebut tanpa harus memanjatanya.Terlintaslah di benaknya untuk melempar buah mangga  itu dengan batu. Ia kemudian mengambil sebuah batu dan langsung melemparnya, akan tetapi lemparannya meleset .Tidak lama setelah ia melempar terdengar suara hewan yang menjerit kesakitan.Ambo terkejut dan merasa penasaran dengan bunyi hewan tersebut, ia kemudian mencari asal suara tersebut.Tampaknya suara tersebut berasal dari semak-semak belukar di hadapannya, dengan pelan-pelan ia mendekati semak-semak belukar itu.Ketika ia sampai di semak itu Ambo kembali terkejut melihat seekor bayi Babi hutan yang berjenis kelamin jantan terluka karena lemparan batunya.Ia merasa  bersalah dan kasihan melihat anak Babi huan itu. Untuk menembus rasa bersalahnya ia kemudian membawa anak Babi hutan itu pulang kerumahnya.Ambo merawat anak Babi hutan itu dengan penuh perasaan, dan setelah beberapa hari di rawatnya anak Babi hutan tersebut pun sembuh.Anak Babi hutan tersebut kemudian dijadikan sebagai hewan peliharaan sekaligus teman bermain Ambo.Mereka tumbuh dan bahagia bahkan kemana-mana mereka pasti selalu bersama, ketika Ambo pergi ke ladang babi itu pasti ikut. Suatu  waktu sang babi hutan pergi di hutan untuk jalan-jalan. Ia kemudian melihat seekor babi hutan betina yang sedang sendirian. Ia kemudian menghampirinya dan merayunya. Beberapa saat kemudian ia mengajak babi hutan betina tersebut ikut bersamanya ke rumah sahabatnya yaitu Ambo. ketika kedua babi hutan ini sampai dirumah Ambo, babi hutan jantan pun ditanya
‘’siapakah dia .....?’’
 ‘’ iya pasanganku’’. Jawab babi jantan
Ambo tidak marah dan mengizinkan babi hutan betina ini untuk tinggal bersamanya. Suatu ketika Ambo kehabisan stok kayu bakar dirumahnya. Kemudian ia mengajak kedua babi hutan sahabatnya untuk pergi kehutan mencari kayu bakar. Ambo menemukan kayu bakar yang sangat banyak dan ia merasa sangat senang.Karena begitu senangnya Ambo dan kedua babinya masuk kehutan terlalu dalam. Ketika  hendak pulang iya tidak tahu lagi arahnya kemana dan hanya berputar-putar di tengah hutan. Sampai akhirnya Ambo dan kedua sahabatnya merasa lelah dan memutuskan untuk beristirahat. Mereka tersesat di hutan selama dua hari tanpa persediaan makanan.Karena tak kunjung pulang Ambo sudah tak tahan akan  rasa lapar dan dahaga.Lain halnya dengan kedua babi itu mereka bisa makan dedaunan di sekitarnya.Dari hal tersebut muncullah perasaan untuk memakan salah satu babi-babi itu. Ia menatap kedua babi hutan sahabatnya dan berpikir
‘’dari pada aku mati kelaparan mending aku makan babi hutan betina itu’’
 Tapi tak mungkin iya membunuh babi betina itu di depan sahabatnya sendiri.Iya berfikir bagaimana memisahkan keduanya. Tibalah akal Ambo,  iya menyuruh babi jantan sahabatnya  untuk mencari air, sementara itu sang babi hutan betina tinggal bersamanya. Pergilah sang babi jantan sahabatnya, tak menyia-nyiakan kesempatan Ambo mengambil kayu dan kemudian memukul babi betina tersebut.Sang babi hutan betina menjerit kesakitan, sampai –sampai jeritan itu terdengar oleh babi hutan jantan yang telah separuh jalan mencari air.Karena merasa hawatir  Lantas babi hutan jantan itu kembali untuk memastikan mengapa pasangannya menjerit.Ketika babi jantan telah sampai ia sangat terkejutnya  ketika melihat pasangannnya telah mati  bersimbah darah, ia lantas menghampri pasangannya, memeluknya dengan haru seakan menangis tersedu-sedu seakan tak rela ditinggalkan.Sementara itu Ambo bangkit dan menyembunyikan kayu di belakangnya. Babi hutan jantan kemudian menatap Ambo lalu bertanya
 ‘’ apa yang telah terjadi pada pasanganku’’
 ‘’aku tidak tahu ‘’ jawab ambo denga nada ketakutan
karena rasa takut yang begitu hebat menghantui dirinya kayu yang di sembunyikan pun terjatuh ke tanah.Pandangan sang babi hutan itu pun tertuju pada kayu yang terjatuh itu, tampak bekas darah pada kayu itu. Tak terima perlakuan Ambo, amarah sang babi hutan jantan itu pun meluap seketika
’’ Apa yang telah engkau perbuat pada pasanganku, kau pembunuh,tak akan kumaafkan kau               Ambo.........!’’ kata babi jantan dengan penuh amarah
Dengan rasa amarah yang menyelimuti hati, sang babi hutan lalu menyeruduk Ambo yang telah gemetar ketakutan.Ambo lantas tersungkur ketanah dan menjerit kesakkitan, meskipun Ambo telah terjatuh babi hutan jantan itu terus menyeruduk Ambo.Karena tak mau terus di seruduk Ambo lalu menggapai sebuah batu dan membalas dengan memukul kepala babi hutan itu.Babi hutan jantan itu mundur sementara Ambo segera bangkit dari tanah, Ambo lalu meminta maaf dan menjelaskan kepada sahabanya itu.Akan tetapi permintaan maaaf Ambo tak di terima dan sang babi hutan bersumpah
’’ wahai Ambo aku bersumpah, aku akan memusuihmu sampai keturunanmu seumur hidupku, aku akan menghancurkan ladangmu mengggangu ternakmu.......!’’
dengan rasa amarah dan dendam sang babi hutan pergi meninggalkan Ambo yang terluka.Ambo berusaha sekali lagi meminta maaf ,namun tak di perdulikan oleh sang babi hutan jantan itu. Ambo bangkit dan berusaha mencari keluar dari hutan itu sambil berteriak minnta tolong, seakan berharap ada yang mendengarnya.Karena tak kuat lagi berjalan Ambo tersungkur ke tanah dan jatuh pingsan.Untungnya ada pencari kayu bakar yang lain menemukan Ambo dan membawa pulang Ambo ke desa.
        Beberapa minggu pun berlalu, dan di suatu malam yang gelap terdengar suara kikikan hewan , dari dalam rumah Ambo dan warga pun mendengar suara kikikan itu. Seluruh warga pun keluar dari rumah dan memeriksa suara itu nampaknya suara itu berasal dari ladang milik warga.Ketika semua warga mendekat dan mengarahkan cahaya obor keladang terlihat segerombolan babi hutan sedang mengobrak-ambrik ladang, warga pun terkejut  tak tekecuali Ambo akan kejadian itu karena selama ini tak ada kejadian seperti ini. Nampaknya babi hutan sahabat Ambo yang kini menjadi musuhnya kembali membalas dendam.Ambo yang selam ini telah tenang kembali dihantui oleh kejadian masa lalu, Ambo merasa resah dan gelisah.Kawanan babi hutan ini setiap hari pergi ke ladang warga untuk menghancurkannya tak cukup dengan itu kawanan babi hutan itu juga menggangu ternak milik warga. Warga mulai resah dengan kejadian ini , maka Ambo  dan warga pun berkumpul untuk membicarakan ini. Maka di sepakati untuk memburu dan membunuh kawanan Babi ini atau dalam bahasa bugisnya MARRENGNGENG.Tombak,panah dan parang pun dipersiapkan warga untuk memburu anjing pemburu pun ikut untuk membantu warga,sementara Ambo membawa Tombak. Di pagi hari warga pun berkumpul membawa peralatannya masing-masing.warga pun berangkat ke hutan mencari kawanan babi hutan itu, anjing pemburu pun dilepas untuk menccari kawanan babi hutan itu.Tidak lama setelah anjing dilepas terdengar suara anjing yang menggonggong sangat keras.Nampaknya para anjing itu telah menemukan kawanan babi itu.Semua warga pun  menuju suara anjing itu, benar saja kawanan babi hutan dan para anjing pemburu bertengkar hebat, tanpa pikir panjang semua warga menyerang babi babi itu.sementra itu Ambo mendapati seekor babi hutan yang mencoba lari. Tombak yang dipegannya pun ditancapkan pada tubuh babi itu.tombak pun menancap pada tubuh babi hutan itu darah memancar keluar dari tubuhnya.Dari dalam hati, Ambo merasa kasihan karena bagaimana pun ia pernah bersahabat dengan babi hutan.Ambo menatap mata babi hutan itu serasa ada yang berbeda dari tatapan itu.setelah ambo memperhatikan secara mendalam ternyata babi yang dibunuhnya adalah babi hutan sahabatnya.Tak lama kemudian sang babi pun mati,sementara Ambo merasa bersalah karena telah membunuh sahabatnya sendiri.tidah hanya babi hutan sahabatnya yang terbunuh banyak babi hutan lain yang telah terbunuh.Meskipun banyak yang terbunuh masih ada babi hutan yang berhasil lolos.dari peristiwa itulah maka dikenal adat MARRENGNGENG atau dalam bahasa indonesia Memburu babi hutan oleh masyarakat pedesaan.