MARRENGNGENG
Di zaman dahulu kala hiduplah seorang anak
kecil yang tinggal di suatu Desa.Ia bernamana ambo, suatu ketika dia pergi
kehutan mencari buah-buahan.Lalu tibalah ia di sebuah pohon mangga besar yang
berbuah lebat.Ia ingin memanjat pohon tersebut akan tetapi, Ambo takut dengan
ketinggian.lalu ia berpikir bagaimana cara mengambil buah mangga terebut tanpa
harus memanjatanya.Terlintaslah di benaknya untuk melempar buah mangga itu dengan batu. Ia kemudian mengambil sebuah
batu dan langsung melemparnya, akan tetapi lemparannya meleset .Tidak lama
setelah ia melempar terdengar suara hewan yang menjerit kesakitan.Ambo terkejut
dan merasa penasaran dengan bunyi hewan tersebut, ia kemudian mencari asal suara
tersebut.Tampaknya suara tersebut berasal dari semak-semak belukar di
hadapannya, dengan pelan-pelan ia mendekati semak-semak belukar itu.Ketika ia
sampai di semak itu Ambo kembali terkejut melihat seekor bayi Babi hutan yang
berjenis kelamin jantan terluka karena lemparan batunya.Ia merasa bersalah dan kasihan melihat anak Babi huan
itu. Untuk menembus rasa bersalahnya ia kemudian membawa anak Babi hutan itu
pulang kerumahnya.Ambo merawat anak Babi hutan itu dengan penuh perasaan, dan
setelah beberapa hari di rawatnya anak Babi hutan tersebut pun sembuh.Anak Babi
hutan tersebut kemudian dijadikan sebagai hewan peliharaan sekaligus teman
bermain Ambo.Mereka tumbuh dan bahagia bahkan kemana-mana mereka pasti selalu
bersama, ketika Ambo pergi ke ladang babi itu pasti ikut. Suatu waktu sang babi hutan pergi di hutan untuk
jalan-jalan. Ia kemudian melihat seekor babi hutan betina yang sedang
sendirian. Ia kemudian menghampirinya dan merayunya. Beberapa saat kemudian ia
mengajak babi hutan betina tersebut ikut bersamanya ke rumah sahabatnya yaitu Ambo.
ketika kedua babi hutan ini sampai dirumah Ambo, babi hutan jantan pun ditanya
‘’siapakah dia .....?’’
‘’ iya pasanganku’’. Jawab babi jantan
Ambo tidak marah dan
mengizinkan babi hutan betina ini untuk tinggal bersamanya. Suatu ketika Ambo
kehabisan stok kayu bakar dirumahnya. Kemudian ia mengajak kedua babi hutan
sahabatnya untuk pergi kehutan mencari kayu bakar. Ambo menemukan kayu bakar
yang sangat banyak dan ia merasa sangat senang.Karena begitu senangnya Ambo dan
kedua babinya masuk kehutan terlalu dalam. Ketika hendak pulang iya tidak tahu lagi arahnya
kemana dan hanya berputar-putar di tengah hutan. Sampai akhirnya Ambo dan kedua
sahabatnya merasa lelah dan memutuskan untuk beristirahat. Mereka tersesat di
hutan selama dua hari tanpa persediaan makanan.Karena tak kunjung pulang Ambo
sudah tak tahan akan rasa lapar dan
dahaga.Lain halnya dengan kedua babi itu mereka bisa makan dedaunan di sekitarnya.Dari
hal tersebut muncullah perasaan untuk memakan salah satu babi-babi itu. Ia
menatap kedua babi hutan sahabatnya dan berpikir
‘’dari pada aku mati
kelaparan mending aku makan babi hutan betina itu’’
Tapi tak mungkin iya membunuh babi betina itu
di depan sahabatnya sendiri.Iya berfikir bagaimana memisahkan keduanya. Tibalah
akal Ambo, iya menyuruh babi jantan
sahabatnya untuk mencari air, sementara
itu sang babi hutan betina tinggal bersamanya. Pergilah sang babi jantan
sahabatnya, tak menyia-nyiakan kesempatan Ambo mengambil kayu dan kemudian memukul
babi betina tersebut.Sang babi hutan betina menjerit kesakitan, sampai –sampai
jeritan itu terdengar oleh babi hutan jantan yang telah separuh jalan mencari
air.Karena merasa hawatir Lantas babi
hutan jantan itu kembali untuk memastikan mengapa pasangannya menjerit.Ketika
babi jantan telah sampai ia sangat terkejutnya
ketika melihat pasangannnya telah mati
bersimbah darah, ia lantas menghampri pasangannya, memeluknya dengan
haru seakan menangis tersedu-sedu seakan tak rela ditinggalkan.Sementara itu Ambo
bangkit dan menyembunyikan kayu di belakangnya. Babi hutan jantan kemudian
menatap Ambo lalu bertanya
‘’ apa yang telah terjadi pada pasanganku’’
‘’aku tidak tahu ‘’ jawab ambo denga nada
ketakutan
karena rasa takut yang
begitu hebat menghantui dirinya kayu yang di sembunyikan pun terjatuh ke tanah.Pandangan
sang babi hutan itu pun tertuju pada kayu yang terjatuh itu, tampak bekas darah
pada kayu itu. Tak terima perlakuan Ambo, amarah sang babi hutan jantan itu pun
meluap seketika
’’ Apa yang telah engkau perbuat pada pasanganku,
kau pembunuh,tak akan kumaafkan kau Ambo.........!’’ kata babi jantan
dengan penuh amarah
Dengan rasa amarah yang
menyelimuti hati, sang babi hutan lalu menyeruduk Ambo yang telah gemetar
ketakutan.Ambo lantas tersungkur ketanah dan menjerit kesakkitan, meskipun Ambo
telah terjatuh babi hutan jantan itu terus menyeruduk Ambo.Karena tak mau terus
di seruduk Ambo lalu menggapai sebuah batu dan membalas dengan memukul kepala
babi hutan itu.Babi hutan jantan itu mundur sementara Ambo segera bangkit dari
tanah, Ambo lalu meminta maaf dan menjelaskan kepada sahabanya itu.Akan tetapi
permintaan maaaf Ambo tak di terima dan sang babi hutan bersumpah
’’ wahai Ambo aku
bersumpah, aku akan memusuihmu sampai keturunanmu seumur hidupku, aku akan
menghancurkan ladangmu mengggangu ternakmu.......!’’
dengan rasa amarah dan
dendam sang babi hutan pergi meninggalkan Ambo yang terluka.Ambo berusaha
sekali lagi meminta maaf ,namun tak di perdulikan oleh sang babi hutan jantan
itu. Ambo bangkit dan berusaha mencari keluar dari hutan itu sambil berteriak
minnta tolong, seakan berharap ada yang mendengarnya.Karena tak kuat lagi
berjalan Ambo tersungkur ke tanah dan jatuh pingsan.Untungnya ada pencari kayu
bakar yang lain menemukan Ambo dan membawa pulang Ambo ke desa.
Beberapa minggu pun berlalu, dan di
suatu malam yang gelap terdengar suara kikikan hewan , dari dalam rumah Ambo
dan warga pun mendengar suara kikikan itu. Seluruh warga pun keluar dari rumah
dan memeriksa suara itu nampaknya suara itu berasal dari ladang milik warga.Ketika
semua warga mendekat dan mengarahkan cahaya obor keladang terlihat segerombolan
babi hutan sedang mengobrak-ambrik ladang, warga pun terkejut tak tekecuali Ambo akan kejadian itu karena
selama ini tak ada kejadian seperti ini. Nampaknya babi hutan sahabat Ambo yang
kini menjadi musuhnya kembali membalas dendam.Ambo yang selam ini telah tenang
kembali dihantui oleh kejadian masa lalu, Ambo merasa resah dan gelisah.Kawanan
babi hutan ini setiap hari pergi ke ladang warga untuk menghancurkannya tak
cukup dengan itu kawanan babi hutan itu juga menggangu ternak milik warga.
Warga mulai resah dengan kejadian ini , maka Ambo dan warga pun berkumpul untuk membicarakan
ini. Maka di sepakati untuk memburu dan membunuh kawanan Babi ini atau dalam
bahasa bugisnya MARRENGNGENG.Tombak,panah dan parang pun dipersiapkan warga
untuk memburu anjing pemburu pun ikut untuk membantu warga,sementara Ambo
membawa Tombak. Di pagi hari warga pun berkumpul membawa peralatannya
masing-masing.warga pun berangkat ke hutan mencari kawanan babi hutan itu, anjing
pemburu pun dilepas untuk menccari kawanan babi hutan itu.Tidak lama setelah
anjing dilepas terdengar suara anjing yang menggonggong sangat keras.Nampaknya
para anjing itu telah menemukan kawanan babi itu.Semua warga pun menuju suara anjing itu, benar saja kawanan
babi hutan dan para anjing pemburu bertengkar hebat, tanpa pikir panjang semua
warga menyerang babi babi itu.sementra itu Ambo mendapati seekor babi hutan
yang mencoba lari. Tombak yang dipegannya pun ditancapkan pada tubuh babi
itu.tombak pun menancap pada tubuh babi hutan itu darah memancar keluar dari
tubuhnya.Dari dalam hati, Ambo merasa kasihan karena bagaimana pun ia pernah
bersahabat dengan babi hutan.Ambo menatap mata babi hutan itu serasa ada yang
berbeda dari tatapan itu.setelah ambo memperhatikan secara mendalam ternyata
babi yang dibunuhnya adalah babi hutan sahabatnya.Tak lama kemudian sang babi
pun mati,sementara Ambo merasa bersalah karena telah membunuh sahabatnya
sendiri.tidah hanya babi hutan sahabatnya yang terbunuh banyak babi hutan lain
yang telah terbunuh.Meskipun banyak yang terbunuh masih ada babi hutan yang
berhasil lolos.dari peristiwa itulah maka dikenal adat MARRENGNGENG atau dalam
bahasa indonesia Memburu babi hutan oleh masyarakat pedesaan.